Rancang Bangun Aplikasi Logistik Berbasis Web
- tifatransjakarta
- 2 Jul
- 2 menit membaca

Berikut artikel “Rancang Bangun Aplikasi Logistik Berbasis Web” lengkap dengan ilustrasi menarik untuk tiap tahapan:
1. Analisis Kebutuhan 📋
Tujuan: Mengidentifikasi kebutuhan fungsional & non-fungsional
Stakeholder: Pengguna (admin, operator, kurir, pelanggan), sistem pihak ketiga (ERP, payment gateway).
Fungsional utama:
Pendaftaran & otentikasi pengguna.
Pemesanan layanan logistik, penentuan rute & harga.
Pelacakan kiriman secara real‑time.
Manajemen gudang, armada, dan laporan.
Non‑fungsional: Skalabilitas, responsif via mobile, keamanan (SSL, hashing password), performa tinggi.
2. Desain Arsitektur
Pilihan: Microservices atau Layered Monolitik
Layer Umum:
UI → API Gateway → Layanan (Order, Tracking, Inventory, Wallet) → DB dan eksternal API.
Teknologi & Infrastruktur:
Front‑end: React/Vue.
Back‑end: Node.js/Express atau Django/DRF.
Database relasional (PostgreSQL) + caching (Redis).
Deployment: Docker → Kubernetes/Docker Swarm.
Komunikasi: REST + WebSocket untuk notifikasi & tracking.
Keamanan: JWT/OAuth2, HTTPS, proteksi CSRF/XSS, rate limiting.
3. Desain UI/UX
Navigasi & Wireframe yang intuitif
Landing page: Fitur unggulan, testimonial, kontak.
Dashboard:
Admin: Data order, pengelolaan gudang & lapangan, laporan.
Operator: Monitoring pengiriman & notifikasi masalah.
Kurir: Aplikasi mobile sederhana dengan daftar tugas & navigasi.
Pelanggan: Melacak pengiriman dan mengelola pesanan.
Ilustrasi UX:
Bar proses pengiriman: “Order → Packing → Pengiriman → Selesai”.
Form order dengan validasi langsung dan kalkulasi ETA.
4. Implementasi & Integrasi
Modul inti:
Autentikasi & Otorisasi (JWT/Spring Security).
Manajemen Order: CRUD, penjadwalan, rute via algoritma shortest path (Graph API).
Pelacakan Real‑Time: WebSocket + penyimpanan pos GPS.
Manajemen Stock & Gudang: Barcode/RFID, alert stok rendah.
Pencatatan Armada & Kurir: Status, estimasi tugas.
Notifikasi Otomatis: Email/SMS/WebSocket.
Integrasi luar:
Gateway pembayaran (RajaOngkir, Midtrans, Xendit).
Map API (Google Maps/OpenStreetMap).
ERP/Accounting backend.
5. Basis Data & Skema
ER‑D dasar:
Tabel utama: Users, Orders, Shipments, Locations, Vehicles, Inventory, Notifications.
Relasi:
1 User → N Orders.
1 Order → 1 Shipment.
Shipment ↔ History (tracking point).
Inventory per gudang.
Kendaraan ↔ Kurir secara assignment.
6. Pengujian
Jenis pengujian:
Unit test: tiap fungsi domain.
Integration test: API vs DB & gateway.
E2E test/frontend: demi optimasi alur pengguna.
Load test: gunakan JMeter atau Locust; fokus pada API kritis.
7. Deployment & CI/CD
Langkah deployment:
Push kode → pipeline CI (lint, test, build image container).
Push image ke registry.
Deployment via Kubernetes dengan rolling updates & health checks.
Infrastruktur dan monitoring:
Kubernetes + OpenShift atau Docker Swarm.
Monitoring (Grafana / Prometheus), logging (ELK/EFK).
Backup harian DB, recovery di zona berbeda.
8. Operasi & Pemeliharaan
Pemantauan: CPU, memori, load, error rate.
Logging: Kesalahan & peristiwa penting (order, registrasi).
Releasing: Versi mayor di weekend malam, minor tiap minggu.
Perbaikan: Bugfix cepat, patch keamanan rutin.
9. Evaluasi & Pengembangan Lanjutan
Analisis KPI: waktu pengiriman, ongkir real vs estimasi, retensi pelanggan.
Fitur masa depan:
Otomatisasi gudang, AI‑based ETA & routing.
Multi‑modal (darat, laut, udara), sistem reward.
Integrasi CRM, chatbot, open API partner eksternal.
📌 Penutup
Rancang bangun aplikasi logistik berbasis web ini menyeluruh: dari analisis, desain, implementasi, pengujian, deployment, hingga operasional. Setiap fase dilengkapi ilustrasi yang menyederhanakan kompleksitas sistem, membantu tim pemula maupun mahir memahami alur kerja sistem end‑to‑end, modular, scalable, dan siap dikembangkan.
Comments